7 Festival Budaya Khas Jawa yang Spektakuler, Wajib Masuk Daftar Liburanmu!
Pulau Jawa bukan hanya tentang lanskap alam yang memukau, dari gunung berapi yang megah hingga pantai yang menenangkan. Di balik keindahannya, Jawa menyimpan denyut nadi kebudayaan yang hidup, diwariskan dari generasi ke generasi melalui perayaan dan ritual yang mempesona. Saat merencanakan liburan, jangan hanya terpaku pada destinasi wisata biasa. Cobalah selami jiwa Jawa dengan menghadiri festival budayanya yang otentik.
Menyaksikan festival budaya di Jawa adalah pengalaman multisensori. Anda tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan energi, mendengar alunan musik tradisional yang syahdu, dan mencium aroma dupa serta sesajen yang khas. Ini adalah cara terbaik untuk memahami filosofi, sejarah, dan kearifan lokal masyarakat Jawa.
Berikut adalah tujuh festival budaya khas Jawa yang sayang untuk dilewatkan, sebuah jendela untuk melihat kekayaan tradisi yang masih lestari hingga kini.
1. Sekaten: Gema Gamelan Sakral di Jantung Keraton
Sekaten adalah salah-satu festival paling ikonik dan ditunggu-tunggu di Yogyakarta dan Surakarta (Solo). Perayaan ini digelar untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dan merupakan wujud akulturasi budaya Islam dengan tradisi Jawa yang kental.
Apa Itu Sekaten?
Nama “Sekaten” dipercaya berasal dari kata Arab “Syahadatain” (dua kalimat syahadat), yang merupakan inti ajaran Islam. Festival ini dulunya digunakan oleh para Wali Songo sebagai media dakwah yang damai dan mudah diterima oleh masyarakat Jawa.
Keunikan dan Daya Tarik Utama
Daya tarik utama Sekaten adalah prosesi dikeluarkannya dua set gamelan pusaka keraton, yaitu Kiai Gunturmadu dan Kiai Nagawilaga. Selama tujuh hari penuh, gamelan ini akan ditabuh tanpa henti di halaman Masjid Agung, menciptakan suasana magis yang syahdu. Konon, mendengarkan alunan gamelan ini akan mendatangkan berkah. Selain itu, ada juga pasar malam rakyat yang meriah dengan berbagai wahana permainan, kuliner tradisional, dan aneka kerajinan.
Kapan dan di Mana?
- Lokasi: Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta dan Alun-Alun Utara Keraton Surakarta.
- Waktu: Biasanya dimulai pada tanggal 5 dan berakhir pada tanggal 12 bulan Mulud dalam penanggalan Jawa (Rabiul Awal dalam kalender Hijriah).
Tips untuk Pengunjung
- Datanglah pada sore atau malam hari untuk merasakan suasana pasar malam yang semarak.
- Jangan lupa mencoba kuliner khas Sekaten seperti telur merah (endog abang) dan nasi gurih.
- Jika ingin mendengarkan gamelan dengan khidmat, datanglah pada siang hari saat suasana lebih tenang.
2. Grebeg Maulud: Puncak Kemeriahan Penuh Makna Filosofis
Grebeg Maulud adalah puncak dari perayaan Sekaten. Ini adalah prosesi spektakuler yang menjadi simbol kemakmuran dan rasa syukur dari Sultan kepada rakyatnya.
Apa Itu Grebeg Maulud?
“Grebeg” berarti “diarak” atau “digiring,” merujuk pada arak-arakan prajurit keraton yang mengawal gunungan. Prosesi ini diadakan sebagai puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Keunikan dan Daya Tarik Utama
Ikon utama dari Grebeg Maulud adalah Gunungan. Ini adalah tumpukan raksasa yang terbuat dari hasil bumi seperti sayuran, buah-buahan, dan aneka jajanan pasar yang disusun menyerupai gunung. Gunungan ini diarak oleh para prajurit keraton dari dalam keraton menuju Masjid Agung. Setelah didoakan, gunungan ini akan menjadi “rebutan” oleh masyarakat yang hadir. Mereka percaya bahwa mendapatkan bagian dari gunungan akan membawa berkah, kesuburan, dan keberuntungan.
Kapan dan di Mana?
- Lokasi: Dimulai dari Keraton Yogyakarta/Surakarta dan berakhir di Masjid Agung.
- Waktu: Tepat pada tanggal 12 Mulud, sebagai penutup rangkaian acara Sekaten.
Tips untuk Pengunjung
- Datanglah lebih awal untuk mendapatkan posisi terbaik melihat arak-arakan.
- Gunakan pakaian yang nyaman dan siap berdesak-desakan jika ingin ikut berebut gunungan.
- Selalu jaga barang bawaan Anda karena suasana akan sangat ramai.
3. Dieng Culture Festival: Ritual Mistis di Atas Awan
Beralih ke dataran tinggi, Dieng Culture Festival (DCF) menawarkan pengalaman yang sama sekali berbeda. Festival ini memadukan keindahan alam yang magis dengan ritual pemotongan rambut gimbal yang unik dan sakral.
Apa Itu Dieng Culture Festival?
DCF adalah festival tahunan yang berpusat pada ritual Ruwat Rambut Gimbal. Anak-anak berambut gimbal di Dieng dipercaya sebagai titisan leluhur dan rambut mereka hanya boleh dipotong melalui sebuah upacara khusus untuk “membuang sial.”
Keunikan dan Daya Tarik Utama
Prosesi pemotongan rambut gimbal menjadi daya tarik utamanya. Sebelum dipotong, permintaan anak tersebut harus dipenuhi. Permintaannya bisa sangat sederhana, seperti sepeda atau es krim, hingga yang unik. Selain ritual utama, DCF juga dimeriahkan dengan berbagai acara pendukung seperti pesta lampion, pertunjukan jazz di atas awan (Jazz Atas Awan), dan pameran budaya.
Kapan dan di Mana?
- Lokasi: Kompleks Candi Arjuna, Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah.
- Waktu: Biasanya diadakan sekitar bulan Agustus setiap tahunnya.
Tips untuk Pengunjung
- Pesan akomodasi (homestay) jauh-jauh hari karena akan sangat penuh.
- Bawa pakaian yang sangat tebal! Suhu di Dieng bisa turun drastis, terutama pada malam hari.
- Jangan lewatkan momen pelepasan lampion yang menciptakan pemandangan langit malam yang luar biasa indah.
4. Yadnya Kasada: Persembahan Suci di Kawah Bromo
Festival ini adalah bukti nyata dari keteguhan iman dan tradisi Suku Tengger yang mendiami kawasan Gunung Bromo. Yadnya Kasada adalah upacara persembahan yang dramatis dan penuh spiritualitas.
Apa Itu Yadnya Kasada?
Yadnya Kasada adalah upacara sesembahan tahunan yang dilakukan oleh Suku Tengger untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur, khususnya Roro Anteng dan Joko Seger. Ini adalah wujud rasa syukur atas hasil panen dan ternak yang melimpah.
Keunikan dan Daya Tarik Utama
Puncak acara terjadi pada tengah malam hingga dini hari, di mana ribuan warga Suku Tengger berbondong-bondong menuju Pura Luhur Poten di lautan pasir Bromo untuk berdoa. Setelah itu, mereka akan naik ke bibir kawah Gunung Bromo untuk melemparkan sesajen. Sesajen ini bervariasi, mulai dari hasil bumi, ternak (ayam, kambing), hingga uang. Di bawah, warga lain sudah menunggu dengan jaring untuk menangkap kembali sesajen tersebut, meyakini itu akan membawa berkah.
Kapan dan di Mana?
- Lokasi: Pura Luhur Poten dan Kawah Gunung Bromo, Jawa Timur.
- Waktu: Dilaksanakan pada hari ke-14 bulan Kasada dalam penanggalan Tengger (biasanya sekitar Juni atau Juli).
Tips untuk Pengunjung
- Hormati prosesi ritual. Jangan mengganggu warga yang sedang berdoa.
- Kenakan jaket tebal, sarung tangan, dan penutup kepala karena suhu sangat dingin.
- Gunakan jasa sewa jeep untuk mobilitas yang lebih mudah di lautan pasir.
5. Jember Fashion Carnaval (JFC): Panggung Mode Spektakuler di Jalan Raya
Jika festival sebelumnya kental dengan nuansa tradisional dan sakral, Jember Fashion Carnaval (JFC) adalah representasi kreativitas modern yang berakar pada budaya lokal. Ini adalah karnaval fesyen terbesar ketiga di dunia.
Apa Itu JFC?
JFC adalah sebuah karnaval fesyen tahunan yang menggunakan jalan raya utama Kota Jember sebagai catwalk sepanjang 3,6 kilometer. Para peserta menampilkan kostum-kostum megah dan ekstravagan hasil kreasi mereka sendiri sesuai tema yang ditentukan setiap tahunnya.
Keunikan dan Daya Tarik Utama
Keunikannya terletak pada skala dan kreativitasnya. Kostum yang ditampilkan bukan sekadar pakaian, melainkan karya seni yang rumit, besar, dan memukau. JFC berhasil mengubah jalanan kota menjadi panggung pertunjukan kelas dunia yang menarik perhatian wisatawan domestik maupun internasional.
Kapan dan di Mana?
- Lokasi: Jalan utama Kota Jember, Jawa Timur.
- Waktu: Biasanya diselenggarakan pada bulan Agustus.
Tips untuk Pengunjung
- Beli tiket untuk tribun penonton jika ingin mendapatkan sudut pandang terbaik tanpa berdesakan.
- Jika ingin memotret dari pinggir jalan, datanglah lebih awal untuk mengamankan tempat.
- Gunakan tabir surya dan topi karena acara berlangsung di bawah terik matahari.
6. Festival Kesenian Yogyakarta (FKY): Pesta Seni untuk Semua
Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) adalah etalase lengkap dari dinamika seni dan budaya di Yogyakarta. Ini adalah wadah bagi seniman dari berbagai disiplin untuk berekspresi dan berinteraksi dengan masyarakat.
Apa Itu FKY?
FKY adalah agenda budaya tahunan Pemerintah Daerah DIY yang merayakan segala bentuk kesenian, mulai dari yang tradisional, kontemporer, hingga modern. Ini adalah pesta rakyat yang inklusif dan edukatif.
Keunikan dan Daya Tarik Utama
FKY tidak terpusat pada satu ritual, melainkan serangkaian acara yang beragam. Ada pameran seni rupa, pertunjukan tari, teater, konser musik, pemutaran film, lokakarya, hingga pasar seni (art market) di mana Anda bisa membeli karya seni langsung dari senimannya. Setiap tahun, FKY mengusung tema berbeda yang membuat acaranya selalu segar dan relevan.
Kapan dan di Mana?
- Lokasi: Bervariasi setiap tahunnya, seringkali menggunakan ruang-ruang publik, museum, atau taman budaya di seluruh Yogyakarta.
- Waktu: Biasanya berlangsung selama beberapa minggu antara bulan Juli hingga September.
Tips untuk Pengunjung
- Cek jadwal resmi FKY untuk mengetahui lokasi dan agenda acara yang Anda minati.
- Banyak acara di FKY yang gratis, menjadikannya pilihan liburan yang ramah di kantong.
- Ini adalah kesempatan emas untuk berburu suvenir unik dan karya seni otentik.
7. Solo International Performing Arts (SIPA): Panggung Seni Dunia di Kota Budaya
Mirip dengan FKY, namun SIPA memiliki skala internasional yang lebih kuat. Festival ini membawa panggung pertunjukan kelas dunia ke jantung Kota Solo, menciptakan dialog budaya yang indah antara seniman lokal dan mancanegara.
Apa Itu SIPA?
SIPA adalah sebuah festival seni pertunjukan internasional tahunan yang menampilkan berbagai jenis kesenian seperti tari, musik, dan teater dari berbagai negara di dunia serta dari berbagai daerah di Indonesia.
Keunikan dan Daya Tarik Utama
Keistimewaan SIPA terletak pada panggungnya yang megah dan terbuka, biasanya didirikan di Benteng Vastenburg. Penonton dapat menikmati pertunjukan berkualitas internasional secara gratis. Maskot SIPA yang selalu menampilkan penari maestro Indonesia dengan karya-karyanya juga menjadi daya tarik tersendiri.
Kapan dan di Mana?
- Lokasi: Benteng Vastenburg, Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
- Waktu: Umumnya diadakan pada bulan September.
Tips untuk Pengunjung
- Datang lebih awal untuk mendapatkan tempat duduk terbaik, meskipun bisa juga dinikmati sambil berdiri atau duduk di rumput.
- Bawa alas duduk jika Anda ingin lebih nyaman.
- Nikmati keragaman pertunjukan dari berbagai belahan dunia dalam satu malam.
Kesimpulan: Festival Budaya Lebih dari Sekadar Liburan
Mengunjungi festival budaya di Jawa adalah sebuah investasi pengalaman. Anda tidak hanya akan pulang dengan foto-foto yang indah, tetapi juga dengan pemahaman yang lebih dalam tentang kekayaan tradisi, spiritualitas, dan kreativitas bangsa Indonesia.
Dari ritual sakral di kawah gunung berapi hingga parade fesyen glamor di jalan raya, setiap festival menawarkan pesona uniknya sendiri. Jadi, saat Anda merencanakan perjalanan berikutnya ke Jawa, sisihkan waktu untuk menyelami salah satu perayaan spektakuler ini. Rasakan denyut nadinya, ikuti kemeriahannya, dan biarkan jiwa Anda diperkaya oleh warisan budaya yang tak ternilai harganya. Selamat berpetualang!
1 comment