Menyingkap Tirai Sejarah dan Meresapi Budaya: Petualangan Tak Terlupakan di Kota Kediri

kota kediri

 

Di jantung Provinsi Jawa Timur, terhampar sebuah kota yang mungkin lebih dikenal dengan julukan “Kota Tahu” atau “Kota Santri”, namun menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang jauh melampaui citra kuliner dan religiusitasnya. Kota Kediri, nama yang menggemakan kejayaan sebuah kerajaan besar di masa lampau, adalah sebuah museum hidup yang menawarkan perjalanan menakjubkan melintasi zaman. Dari reruntuhan peradaban kuno, jejak-jejak kolonial, hingga denyut nadi tradisi yang lestari, Kediri memanggil para penjelajah waktu dan pencinta budaya untuk menyingkap tirai masa lalu dan meresapi harmoni masa kini.

Artikel ini akan membawa Anda menelusuri destinasi wisata sejarah dan budaya terpopuler di Kota Kediri, mengungkap kisah-kisah di baliknya, dan merasakan pesona yang tak ada duanya. Bersiaplah untuk sebuah petualangan informatif yang akan membuat Anda ingin segera menginjakkan kaki di kota ini.

I. Jejak Megah Kerajaan Kadiri: Menyelami Akar Peradaban

Sejarah Kediri tak bisa dilepaskan dari Kerajaan Kadiri (Kediri) yang berkuasa antara abad ke-11 hingga ke-13 Masehi. Sebuah kerajaan maritim dan agraris yang mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan Raja Jayabaya, yang ramalannya (Jangka Jayabaya) masih dipercaya hingga kini. Untuk memahami akar peradaban ini, beberapa tempat menjadi saksi bisu yang tak boleh dilewatkan.

1. Museum Airlangga: Gerbang Menuju Masa Lalu

Terletak di kawasan yang strategis, Museum Airlangga adalah titik awal yang sempurna untuk memulai penjelajahan sejarah Anda. Museum ini menjadi rumah bagi koleksi artefak, arca, prasasti, dan berbagai benda purbakala yang ditemukan di wilayah Kediri dan sekitarnya. Arca-arca dewa-dewi Hindu-Buddha, pecahan keramik dari Dinasti Song, hingga peralatan rumah tangga kuno tersusun rapi, menceritakan kisah kehidupan masyarakat Kadiri yang makmur dan berbudaya tinggi.

Melangkah di antara koleksi museum ini, Anda akan merasakan getaran masa lalu. Relief-relief yang detail, tulisan-tulisan kuno yang misterius, dan patung-patung yang megah seolah berbisik tentang kejayaan raja-raja seperti Kameswara, Srengga, hingga Kertajaya. Museum ini bukan sekadar tempat penyimpanan benda mati, melainkan sebuah jendela yang membuka wawasan tentang warisan intelektual dan artistik nenek moyang kita. Pemandu museum seringkali siap berbagi cerita dan konteks sejarah, menjadikan kunjungan Anda lebih interaktif dan bermakna.

2. Goa Selomangleng: Pertapaan Putri Raja dan Mitos yang Lestari

Tak jauh dari pusat kota, tersembunyi sebuah situs bersejarah yang memadukan keindahan alam dengan kekayaan mitologi: Goa Selomangleng. Goa alami yang terbentuk dari batuan andesit ini diyakini sebagai tempat bertapa Putri Kilisuci, putri Raja Airlangga yang memilih jalan spiritual daripada tahta kerajaan. Cerita ini memberikan nuansa magis pada goa yang memiliki relief-relief kuno di dindingnya.

Memasuki Goa Selomangleng, Anda akan disambut dengan suasana yang sejuk dan tenang. Aroma tanah basah dan hembusan angin yang lembut menciptakan atmosfer mistis. Relief-relief yang terpahat di dinding goa, meskipun beberapa sudah termakan usia, masih menunjukkan sisa-sisa ukiran yang dipercaya berkaitan dengan ajaran Hindu-Buddha. Selain itu, terdapat juga beberapa ceruk atau bilik yang konon digunakan untuk bermeditasi.

Goa Selomangleng bukan hanya situs sejarah, tetapi juga tempat yang sering digunakan untuk kegiatan spiritual dan ritual. Setiap tahun, tempat ini ramai dikunjungi peziarah, terutama pada momen-momen tertentu. Berjalan di dalam goa, membayangkan Putri Kilisuci dalam tapa, adalah pengalaman yang menghubungkan Anda langsung dengan legenda dan kepercayaan lokal yang telah diwariskan turun-temurun.

II. Harmoni Multikultural dan Jejak Kolonial: Kediri yang Beragam

Seiring berjalannya waktu, Kediri terus berkembang, menyerap berbagai pengaruh budaya dan agama. Periode Islamisasi, kehadiran komunitas Tionghoa, hingga masa kolonial Belanda telah membentuk wajah Kediri yang multikultural dan kaya akan bangunan-bangunan bersejarah.

1. Masjid Agung Kediri: Simbol Spiritualitas dan Arsitektur Megah

Berdiri kokoh di pusat kota, di sisi barat Alun-Alun Kediri, Masjid Agung Kediri adalah salah satu ikon religius dan arsitektur yang paling mencolok. Dibangun pada tahun 1771, masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan, namun tetap mempertahankan pesona dan nilai historisnya. Arsitektur masjid memadukan gaya Jawa klasik dengan sentuhan modern, terlihat dari atap limasan bersusun tiga dan menara-menara yang menjulang tinggi.

Masjid Agung bukan sekadar tempat ibadah, melainkan juga pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi masyarakat Kediri. Keberadaannya di tengah kota melambangkan kuatnya akar Islam di wilayah ini, yang telah ada sejak era Kesultanan Demak. Saat Anda mengunjungi masjid ini, luangkan waktu untuk mengamati detail ukiran kayu, kaligrafi indah, dan suasana tenang yang memenuhi ruang salat. Masjid ini adalah cerminan dari kesalehan dan keindahan seni Islam.

2. Klenteng Tjoe Hwie Kiong: Warisan Tionghoa yang Berkilau

Tak jauh dari pusat kota, di tepi Sungai Brantas, berdiri megah Klenteng Tjoe Hwie Kiong, salah satu klenteng tertua dan terbesar di Jawa Timur. Didirikan pada tahun 1741, klenteng ini adalah saksi bisu kehadiran komunitas Tionghoa di Kediri yang telah berabad-abad lamanya. Arsitekturnya yang khas Tiongkok dengan ornamen naga, lampion merah, dan ukiran-ukiran kayu yang rumit memancarkan keindahan dan keagungan.

Memasuki Klenteng Tjoe Hwie Kiong, Anda akan disambut dengan aroma dupa yang semerbak dan suasana yang khusyuk. Dewa-dewi seperti Kwan Im, Dewa Bumi, dan Dewa Rezeki dipuja di sini, mencerminkan kepercayaan Taoisme, Buddhisme, dan Konfusianisme yang hidup berdampingan. Klenteng ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kebudayaan Tionghoa di Kediri, yang setiap tahunnya merayakan Imlek dan berbagai festival dengan meriah, menarik perhatian wisatawan dan masyarakat umum. Keberadaan klenteng ini menjadi bukti nyata harmoni dan toleransi antarumat beragama di Kediri.

3. Jembatan Lama (Brug Over Den Brantas): Saksi Bisu Kolonialisme dan Pembangunan

Menjelajahi Kediri tak lengkap tanpa melintasi Jembatan Lama, atau yang dulu dikenal sebagai “Brug Over Den Brantas”. Dibangun pada tahun 1891 oleh pemerintah kolonial Belanda, jembatan ini merupakan salah satu infrastruktur vital yang menghubungkan Kediri dengan wilayah sekitarnya di seberang Sungai Brantas. Arsitekturnya yang kokoh dengan rangka baja dan pilar-pilar batu besar adalah mahakarya teknik pada zamannya.

Jembatan Lama bukan sekadar penghubung fisik, melainkan juga saksi bisu geliat ekonomi dan sosial Kediri di era kolonial. Melintasi jembatan ini, Anda seolah dibawa kembali ke masa lalu, membayangkan gerbong-gerbong kereta api yang melintas (dulunya juga ada jalur kereta), atau pedagang yang hilir mudik membawa hasil bumi. Pemandangan Sungai Brantas yang mengalir tenang di bawahnya menambah pesona historis jembatan ini. Meskipun kini telah ada jembatan-jembatan baru, Jembatan Lama tetap menjadi ikon yang menyimpan banyak cerita dan kenangan.

4. Bangunan-bangunan Bersejarah di Jalan Dhoho dan Sekitarnya

Jalan Dhoho, sebagai salah satu arteri utama kota, adalah galeri arsitektur kolonial yang membentang. Deretan bangunan tua dengan gaya Indische Empire, art deco, atau neoklasik berjejer rapi, dulunya adalah toko-toko, kantor, atau rumah tinggal pejabat Belanda. Meskipun beberapa telah direnovasi, siluet bangunan-bangunan ini masih memancarkan pesona era lampau.

Anda bisa melakukan jalan kaki santai menyusuri Jalan Dhoho, mengamati detail jendela, pintu, dan fasad bangunan. Di sekitar area ini juga terdapat beberapa gereja tua bergaya kolonial yang masih aktif digunakan, menambah keberagaman arsitektur dan religi di Kediri. Mengunjungi area ini seperti menjelajahi museum terbuka yang menceritakan tentang perkembangan kota di bawah pengaruh Eropa.

III. Denyut Nadi Budaya Lokal: Tradisi yang Tetap Hidup

Selain warisan sejarah yang monumental, Kediri juga kaya akan budaya lokal yang terus dihidupkan oleh masyarakatnya. Dari kerajinan tangan hingga kuliner khas, tradisi-tradisi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Kediri.

1. Kampung Tenun Ikat Bandar Kidul: Simpul Kebanggaan Kediri

Salah satu warisan budaya yang paling membanggakan di Kediri adalah tenun ikat. Di Kampung Tenun Ikat Bandar Kidul, Anda bisa menyaksikan secara langsung proses pembuatan kain tenun ikat yang rumit dan membutuhkan ketelitian tinggi. Sejak zaman Kerajaan Kadiri, tenun ikat telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat.

Di kampung ini, para perajin dengan sabar dan telaten mewujudkan motif-motif indah pada benang-benang kapas atau sutra. Prosesnya dimulai dari mengikat benang sesuai pola, mewarnai, hingga menenunnya menjadi kain yang memukau. Setiap motif tenun ikat Kediri memiliki makna filosofis tersendiri, mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya.

Mengunjungi Kampung Tenun Ikat Bandar Kidul bukan hanya sekadar melihat proses produksi, tetapi juga berinteraksi dengan para perajin, mendengar cerita mereka, dan merasakan semangat melestarikan warisan leluhur. Anda juga bisa membeli hasil karya mereka sebagai oleh-oleh khas Kediri yang unik dan bermakna.

2. Pecinan Kediri: Aroma Rempah dan Kisah Perdagangan

Area Pecinan Kediri, yang berpusat di sekitar Jalan Brigjen Katamso, adalah salah satu kawasan tertua di kota ini. Meskipun tidak sepopuler Pecinan di kota-kota besar lain, kawasan ini menyimpan sejarah panjang perdagangan dan kehidupan komunitas Tionghoa. Deretan ruko-ruko tua dengan arsitektur khas Tionghoa-Belanda, aroma rempah yang semerbak dari toko-toko obat tradisional, serta hidangan kuliner peranakan menjadi ciri khas area ini.

Berjalan-jalan di Pecinan Kediri adalah pengalaman yang memanjakan indera. Anda bisa menemukan berbagai barang antik, obat-obatan herbal, hingga mencicipi kuliner legendaris yang telah diwariskan turun-temurun. Area ini menjadi bukti nyata bagaimana berbagai budaya dapat berinteraksi dan menciptakan identitas baru yang unik.

3. Pasar Setonobetek: Denyut Nadi Ekonomi dan Budaya Lokal

Untuk merasakan denyut nadi kehidupan sehari-hari masyarakat Kediri, kunjungi Pasar Setonobetek. Pasar tradisional ini adalah pusat aktivitas ekonomi yang ramai, tempat para pedagang menjajakan berbagai kebutuhan pokok, hasil bumi, hingga makanan khas.

Lebih dari sekadar tempat jual beli, Pasar Setonobetek adalah cerminan budaya lokal. Anda bisa mengamati interaksi sosial, tawar-menawar yang riuh, dan melihat berbagai produk lokal yang mungkin jarang ditemukan di tempat lain. Aroma bumbu dapur, rempah-rempah, dan jajanan tradisional berbaur menciptakan pengalaman yang otentik. Ini adalah tempat terbaik untuk mencari oleh-oleh khas Kediri atau sekadar merasakan atmosfer pasar tradisional yang hidup.

IV. Ikon Modern dengan Sentuhan Sejarah: Kediri Masa Kini

Kediri tidak hanya terpaku pada masa lalu, tetapi juga terus berinovasi dan membangun. Beberapa ikon modern di kota ini, meskipun baru, tetap memiliki kaitan dan semangat yang berakar dari sejarah panjangnya.

1. Monumen Simpang Lima Gumul (SLG): Gerbang Kediri yang Megah

Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) adalah ikon modern Kediri yang paling terkenal, sering disebut sebagai “Arc de Triomphe”-nya Indonesia. Meskipun baru dibangun pada tahun 2008, arsitekturnya yang megah dan lokasinya di persimpangan lima jalan utama menjadikannya simbol gerbang masuk ke Kediri. Desain monumen ini terinspirasi dari Jangka Jayabaya, ramalan kuno yang mengisahkan tentang persimpangan lima jalan dan menghubungkannya dengan kejayaan Kediri di masa depan.

SLG bukan hanya sebuah monumen, tetapi juga pusat aktivitas sosial dan rekreasi. Di sekitarnya terdapat taman, area kuliner, dan seringkali menjadi lokasi berbagai acara. Keberadaannya, meskipun modern, tetap membawa semangat sejarah dan harapan akan masa depan yang cerah bagi Kediri, menjadikannya jembatan antara masa lalu dan masa kini.

2. Pabrik dan Museum Gudang Garam: Warisan Industri yang Mengukir Sejarah

Gudang Garam, salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia, memiliki akar yang sangat kuat di Kediri. Didirikan oleh Tjoa Ing Hwie (Surya Wonowidjojo) pada tahun 1958, pabrik ini telah menjadi salah satu tulang punggung ekonomi kota dan memberikan dampak sosial yang besar. Meskipun bukan situs wisata dalam pengertian tradisional, keberadaan pabrik raksasa ini adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah industri dan budaya Kediri.

Di beberapa bagian pabrik (terutama untuk kunjungan khusus atau yang memiliki museum/pusat informasi), Anda bisa belajar tentang sejarah perusahaan, proses pembuatan rokok kretek, dan bagaimana Gudang Garam telah membentuk lanskap sosial dan ekonomi Kediri. Gedung-gedung tua pabrik, meskipun tertutup untuk umum, tetap menjadi penanda sejarah industri yang monumental di kota ini. Ini adalah cerita tentang wirausaha, kerja keras, dan bagaimana sebuah bisnis lokal bisa tumbuh menjadi raksasa yang mendunia.

V. Menggoda Selera: Kuliner Khas Kota Kediri yang Tak Boleh Dilewatkan

Perjalanan sejarah dan budaya tak lengkap tanpa menikmati kuliner lokal. Kediri menawarkan berbagai hidangan lezat yang juga merupakan bagian dari warisan budayanya.

  • Tahu Takwa dan Getuk Pisang: Ini adalah oleh-oleh wajib dari Kediri. Tahu takwa memiliki tekstur kenyal dan rasa gurih yang khas, sementara getuk pisang adalah olahan pisang yang manis dan lembut, cocok sebagai teman minum teh.
  • Pecel Kediri: Berbeda dengan pecel dari daerah lain, pecel Kediri memiliki cita rasa sambal kacang yang unik dan pedas, disajikan dengan berbagai sayuran segar dan lauk pauk.
  • Soto Kediri: Soto dengan kuah santan kuning yang gurih, disajikan dengan suwiran ayam, bihun, dan taburan bawang goreng, sangat cocok untuk menghangatkan badan.
  • Nasi Goreng Arang: Nasi goreng yang dimasak di atas wajan arang, memberikan aroma smoky yang khas dan rasa yang tak terlupakan.

Menikmati kuliner-kuliner ini bukan hanya memanjakan lidah, tetapi juga meresapi kekayaan rasa dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Penutup: Kota Kediri, Sebuah Kisah yang Menanti untuk Dicari

Dari reruntuhan kerajaan kuno, bangunan-bangunan kolonial yang megah, harmoni klenteng dan masjid, hingga kerajinan tangan yang lestari dan kuliner yang menggugah selera, Kota Kediri adalah sebuah permata yang menawarkan pengalaman wisata sejarah dan budaya yang luar biasa. Setiap sudut kota ini menyimpan cerita, setiap situs memiliki makna, dan setiap tradisi adalah cerminan dari jiwa masyarakatnya yang kaya.

Kediri bukan sekadar destinasi, melainkan sebuah perjalanan. Perjalanan menelusuri waktu, meresapi keindahan, dan memahami akar peradaban. Jadi, kemasi tas Anda, siapkan kamera, dan biarkan Kediri memanggil Anda untuk menemukan kisah-kisah tak terlupakan yang terukir di setiap batu, setiap kain tenun, dan setiap hidangan lezatnya. Selamat menjelajah Kediri, kota yang tak akan pernah berhenti memukau Anda dengan pesonanya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *